BUDIDAYA UDANG VANNAMEI POLA TRADISIONAL PLUS
Monday, August 29, 2022
Add Comment
UDANG VANNAMEI (litopenaeus vannamei) merupakan salah
satu jenis udang introduksi yang akhir-akhir ini banyak diminati, karena
memiliki keunggulan seperti tahan
penyakit, pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari), sintasan
selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3).
Namun dimikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menggangap bahwa udang vannamei hanya dapat dibudidayakan secara intensif.
Namun dimikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menggangap bahwa udang vannamei hanya dapat dibudidayakan secara intensif.
Anggapan tersebut ternyata
tidalah sepenuhnya benar, karena hasil kajian menunjukan bahwa vannamei juga
dapat diproduksi dengan pola tradisional. Bahkan dengan pola tradisional
petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per
kilo gramnya menjadi lebih mahal.
Teknologi yang tersedia saat ini masih untuk pola intensif dan semiintensif, pada hal luas areal pertambakan di indonesia yang mencapai sekitar 360.000 ha, 80% digarap oleh petambak yang kurang mampu.
Informasi teknologi pola tradisional plus untuk budi daya udang vannamei sampai saat ini masih sangat terbatas. Diharapkan dengan adanya brosur ini dapat menambah wawasan pengguna dalam mengembangkanbudi daya udang vannamei pola tradisional plus.
PERSIAPAN TAMBAK
1.Pengeringan/pengolahan tanah dasar Air dalam tambak
dibuang, ikan-ikan liar diberantas dengan saponin, genangaan air yang masih
tersisa dibeberapa tempat harus di pompa keluar. Selanjutnya yambak dikeringkan
sampai retak-retak kalau perlu di balik dangan cara ditraktor sehingga H²S menghilang karena
teroksidasi. Pengeringan secara sempurna juga dapat membunuh bakteri patogen
yang yang ada di pelataran tambak.
2.Pemberantasan hama Pemberantasan ikan-ikan dengan
sapion 15-20ppm (7,5-10kg/ha) dengan tinggi air tembak 5cm
3.Pengapungan dan pemupukan Untuk menunjang berbaikan
kualitas tanah dan air dilakukan pemberian kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha, dan
kapur pertanian sebanyak 320 kg/ha. selanjutnya masukkan air ketambak sehingga
tambak menjadi macak-macak kemudian dilakukan pemupukan dengan pupuk urea (150
kg/ha), pupuk kandang (2000 kg/ha).
4.Pengisian air Pengisian air dilakukan setelah
seluruh persiapan dasar tambak telah rampung dan air dimasukkan ke dalam tambak
secara bertahap. Ketinggian air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3
minggu sampai kondisi air betul-betul siap ditebari benih udang. tinggi air di
petak pembesaran diupayakan ≥1,0m.
PENEBARAN
Penebaran benur udang vannamei dilakukan setelah
plangton tumbuh baik (7-10 hari) sesudah penumpukan. Benur vanname yang
digunakan adalah PL 10 - PL 12 berat awal 0,001g/ekor diperoleh dari hatchery
yang telah mendapatkan rekomendasi bebas patogen, Spesific Pathogen Free (SPF).
Kreteria benur vannamei yang baik adalah mencapai ukuran PL - 10 atau organ insangnya telah sempurna, seragam atau rata, tubuh benih dan usus terlihat jelas, berenang melawan arus.
Kreteria benur vannamei yang baik adalah mencapai ukuran PL - 10 atau organ insangnya telah sempurna, seragam atau rata, tubuh benih dan usus terlihat jelas, berenang melawan arus.
Sebelum benuh di tebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benuh ditambak dan menyiram dengan perlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas dilakukan dengan membuka kantong dan diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20 menit.
Selanjutnya kantong benur dimiringkan dan perlahan-lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Penebaran benur vannamei dilakukan pada saat siang hari.
Padat penebaran untuk pola tradisional tanpa pakan
tambahan dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10% dari pupuk awal adalah 1-7
ekor/m². Sedangkan apabila menggunakan pakan tambahan pada bulan ke dua
pemeliharaan, maka disarankan dengan padat tebar 8-10 ekor/m².
PEMELIHARAAN
Selain itu, juga dilakukan pemberian pemupukan urea dan TPS susulan setiap 1 minggu sebanyak 5-10% dari pupuk awal. (urea 150kg/ha) dan hasil fermentasi probiotik yang diberikan seminggu sekali guna menjaga kestabilan plangton dalam tambak. Pengapuran susulan dengan dolomit super dilakukan apabila pH berfluktuasi.
Pakan diberikan pada hari ke-70 dimana pada saat itu dukungan pakan alami (plangton) sudah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat. Dosis pakan yang di berikan 5-2% dari biomassa udang dengan frekuensi pemberian 3kali /hari yakni 30% pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40% pada jam 22.00.
Pergantian air yang pertama kali dilakukan setelah udang berumur >60 hari dengan volume pergantian 10% dari volume total, sedangkan pada bukan berikutnya hingga panen, volume pergantian air ditingkatkan mencapai 15-20% pada setiap periode pasang.
Sebelum umur pemeliharaan mencapai 60 hari hanya dilakukan penambahan air sebanyak yang hilang akibat penguapan atau rembesan. Kualitas air yang layak untuk pembesaran vannamei adalah salinitas optimal 10-25 ppt (toleransi 50 ppt), suhu 28-31°C, oksigen >4ppm, amoniak <0 7="" dan="" h="" o:p="" ph="" ppm="">0>
PANEN
Panen harus mempertimbangkan aspek harga, pertumbuhan
dan kesehatan udang. Panen dilakukan setelah umur pemeliharaan 100-110 hari.
Perlakukan sebelum panen adalah pemberian kapur dolomit sebanyak 80 kg/ha
(tinggi air tambak 1m), dan mempertahankan ketinggian air (tidak ada pergantian
air) selama 2-4 hari yang bertujuan agar udang tidak mengalami molting (ganti
kulit) pada saat panen.
Selain itu disiapkan peralatan panen berupa keranjang panen, jaring yang dipasang di puntu air, jala lempar, stiroform, ember, baskom, dan lampu penerangan dilakukan dengan menurunkan volume air secara gravitasi dan di bantu pengeringan dengan pompa.
Selain itu disiapkan peralatan panen berupa keranjang panen, jaring yang dipasang di puntu air, jala lempar, stiroform, ember, baskom, dan lampu penerangan dilakukan dengan menurunkan volume air secara gravitasi dan di bantu pengeringan dengan pompa.
Bersamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan
penangkapan udang dengan jala. Sebaiknya panen dilakukan pada malam hari yang
bertujuan untuk mengurangi resiko kerusakan mutu udang, karena udang hasil
panen sangat peka terhadap sinar matahari.
Udang hasil tangkapan juga harus di cuci kemudian direndam es,
selanjutnya dibawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi udang
vannamei 835-1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, ukuran panen antara
55-65 ekor/kg
tebel 3. Analisis
ekonomi usaha budi daya udang vannamei pola tradisional plus dilahan tambak
1ha, padat penebaran 80000 ekor/ha, dan lama pemeliharaan 105 hari
NO
|
Uraian
|
Jumlah
|
Harga (Rp)
|
Total (Rp)
|
A
|
Investasi
Pompa air (unit)
Sewa tambak (ha/tahun)
|
1
1
|
4.500.000
2.500.000
|
4.500.000
2.500.000
|
Sub total
|
7.000.000
|
|||
B
|
Biaya Operasional
Benur udang vannamei (ekor)
Pakan (kg)
Pupuk organik (kg)
Pupuk anorganik (kg)
Dolomit (kg)
Saponin (kg)
Solar (L)
Pemeliharaan tambak (paket)
Pemeliharaan peralatan
(paket)
Lain-lain (paket)
Bunga modal (Rp 11 juta+Rp 7
juta/musim)
|
80.000
450
6.000
250
1.00
200
1
1
1
1
-
|
40
8.000
110
2.960
500
2.000
4.500
600.000
400.000
200.000
1.350.000
|
3.200.000
3.600.000
660.000
740.000
500.000
200.000
900.000
600.000
400.000
200.000
1.350.000
|
Sub total
|
12.350.000
|
|||
C
|
Penyesutan investigasi
Pompa (6 musim)
Sewa tambak/musim
|
750.000
1.250.000
|
750.000
1.250.000
|
|
Sub total
|
2.000.000
|
|||
D
|
Biaya total/musim
Penjaulan udang (kg/musim)
Upah penjaga (20%)
Keuntungan
Keuntungan/Ha/musim
|
1
835
1
1
|
14.350.000
29.500
2.057.000
8.288.000
|
14.350.000
24.632.500
2.057.000
8.225.500
|
0 Response to "BUDIDAYA UDANG VANNAMEI POLA TRADISIONAL PLUS "
Post a Comment