Budidaya Ikan Lele Sistem C-first
Friday, December 18, 2020
Add Comment
Budidaya ikan lele sistem c-first - Catfish farming in recirculation system tank atau c-first ialah sistem budidaya resirkulasi, yang sangat layak diterapkan. Kandungan oksigen nya menjadi semakin baik. Dikarenakan air mengalir sepanjang waktu. Menggunakan begitu, perubahan amonia atau nitrifikasi menjadi nitrit, selanjutnya nitrit diubah menjadi nitra, akan berlangsung dengan baik.
Senyawa racun yg mampu mengakibatkan kematian pada ikan lele, jua tidak akan terbentuk. Jadi meskipun populasi ikan sangat padat, tetap bisa hayati menggunakan nyaman.
Filter mekanik berupa zeolit dan arang, juga membantu penurunan kadar fosfat sampai 0,021 mg per liternya. Metabolisme ikan akan terganggu dan bisa menyebabkan kematian, jika konsentrasi fosfat sangat tinggi di air.
BUDIDAYA IKAN LELE SISTEM C-FIRST
BUDIDAYA IKAN LELE SISTEM C-FIRST |
Filter mekanik berupa zeolit dan arang, juga membantu penurunan kadar fosfat sampai 0,021 mg per liternya. Metabolisme ikan akan terganggu dan bisa menyebabkan kematian, jika konsentrasi fosfat sangat tinggi di air.
Dr. Tb haeru rahayu, msc artinya sosok yang mengenalkan sistem c-first 250. Jadi peternak lele dibutuhkan mampu membentuk panen sebanyak 250 kilogram per meter kubik. Sistem ini sudah melalui penelitian Sejak tahun 2004. Prinsip dari metode ini dalah menekan jumlah limbah serta supaya penggunaan tenaga lebih efisien. Sistem budidaya ini memang relatif baru, sebagai akibatnya masih belum dikenal dan sedikit peternak yang sudah menerapkannya.
Sistem sirkulasi buat pembenihan biasa diterapkan peternak ikan yg terdapat pada belanda. Di sejumlah negara di afrika pula telah menerapkan sistem budidaya ikan ini. Penerapan sistem c-first, membuat kolam menerima aliran sepanjang saat.
Pompa dengan daya 125 watt bisa diandalkan untuk mengalirkan airnya. Jika listriknya padam, genset menjadi solusinya.
Pompa dengan daya 125 watt bisa diandalkan untuk mengalirkan airnya. Jika listriknya padam, genset menjadi solusinya.
Air di pada kolam akan mengalir melintasi talang dengan ukuran 10 centimeter. Lalu menuju ke filter mekanik. Filter itu akan menyaring partikel kasar. Seterusnya, air ditampung dalam bak pengendapan.
Di bak tersebut partikel halus akan terperangkap. Kemudian air akan dipompa menuju atas, melintasi filter biologis. Filter ini berisi bola-bola berwarna hitam, yg dinamakan bioball. Pada filter biologis tadi akan terjadi proses nitrifikasi. Tahapan terakhir, air air akan masuk ke dalam bak kontrol. Selanjutnya, air mengalir ke semua kolam.
Di bak tersebut partikel halus akan terperangkap. Kemudian air akan dipompa menuju atas, melintasi filter biologis. Filter ini berisi bola-bola berwarna hitam, yg dinamakan bioball. Pada filter biologis tadi akan terjadi proses nitrifikasi. Tahapan terakhir, air air akan masuk ke dalam bak kontrol. Selanjutnya, air mengalir ke semua kolam.
Agar filter terebut mampu berfungsi optimal, maka setiap minggunya harus dibersihkan filter mekaniknya. Sebagai akibatnya kotoran mampu dihilangkan lebih simpel.
Kelebihan dan kekurangan sistem c-first
Sistem sistem c-first memang banyak kelebihannya, akan tetapi pula masih ada kekurangan. Kelebihannya mirip, lebih hemat air serta akibat panennya lebih poly. Sedangkan kelemahannya merupakan terlalu bergantung di listrik. Sebab menerapkan pompa air, yang wajib bekerja selama 24 jam penuh.
Bagi peternak lele yang berada di kawasan dengan air terbatas, sangat sempurna menerapkan metode budidaya tadi. Penerapan sistem c-first juga lebih ekonomis kawasan, dengan begitu sangat sempurna diterapkan di kawasan perkotaan. Berbagai keuntungan ini, tentunya membuat segala kendala mampu tersingkirkan.
Sayangnya, sebab kapital yg diperlukan cukup besar , mampu hingga 60 juta. Maka bagi pemodal terbatas, mampu membentuk kelompok peternak lele. Sebagai akibatnya kebutuhan modalnya mampu terasa lebih ringan.
Sayangnya, sebab kapital yg diperlukan cukup besar , mampu hingga 60 juta. Maka bagi pemodal terbatas, mampu membentuk kelompok peternak lele. Sebagai akibatnya kebutuhan modalnya mampu terasa lebih ringan.
Kolam bisa dibuat menggunakan berukuran panjang dua meter, lebar 1,lima meter serta tingginya 0,7 meter. Populasi ikan lelenya mencapai 5.000 ekor. Jadi dalam setiap 1 meter kubik, populasi ikannya mencapai 2.380 ekor. Padahal umumnya peternak, hanya mampu mengisinya menggunakan 300 ekor lele per meter kubik.
Bibit lele yang ditebar ukuran antara 9 sampai 10 centimeter. Tujuannya agar daya adaptasinya lebih tinggi. Sedangkan besarannya nanti akan lebih seragam. Sehingga nantinya saatnya panen, tidak dibutuhkan penyortiran ikan lele.
Anugerah pakan mampu dilakukan 2 kali setiap hari, hingga ikannya terasa kenyang. Hadiah pakannya harus dilakukan menggunakan cepat, agar pakannya bisa beredar dengan merata ke semua ikan lelenya.
Anugerah pakan mampu dilakukan 2 kali setiap hari, hingga ikannya terasa kenyang. Hadiah pakannya harus dilakukan menggunakan cepat, agar pakannya bisa beredar dengan merata ke semua ikan lelenya.
Rasio konversi pakannya atau fcr (food convertion ratio) sampai 0,9 sampai 1. Jadi supaya mampu membentuk sekitar 1 kilogram daging, dibutuhkan 0,9 hingga 1 kilogram pakan. Dengan taraf kelulusan hidup hingga 80 persen. Sedangkan usang pemeliharaan lele lebih kurang 3 bulan, dengan hasil sangat tinggi. Inilah mekanisme budidaya lele sistem c-first.
0 Response to "Budidaya Ikan Lele Sistem C-first"
Post a Comment