Pembenihan ikan Baronang (Siganus guttanus)
Tuesday, January 19, 2021
Add Comment
Pembenihan ikan Baronang - Ikan beronang, siganus guttanus merupakan salah satu jenis ikan laut
yang banyak diminati oleh konsumen kiarena rasa dagingnya lezat.
ikan ini dapat dibudidayakan baik di keramba jaring apung(KJA) maupun di tambak, mampu hidup berjejal,respon terhadap pakan buatanserta memiliki laju pertumbuhan yang relatif tinggi. Ketersediaan benih masih menjadikendala dalam pengembangan budidaya, oleh karena itu perlu usaha pembenihan.
ikan ini dapat dibudidayakan baik di keramba jaring apung(KJA) maupun di tambak, mampu hidup berjejal,respon terhadap pakan buatanserta memiliki laju pertumbuhan yang relatif tinggi. Ketersediaan benih masih menjadikendala dalam pengembangan budidaya, oleh karena itu perlu usaha pembenihan.
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payautelah merintis pembenihan ikan
beronang, Sigganus guttatus. Untuk mendapatkan hasil yang baik maka pembenihan ikan baronang harus sesuai standart.
PENYEDIAAN INDUK
Induk beronang diperoleh dari alam dan diadaptasikan terlebih dahulu
terhadap pakan buatan selama 2(dua) bulan dalam lingkungan bak terkontrol
agar dapat menghasilkan telur berkualitas. Transportasi induk dapat
dilakukan baik dengan sistim tertutup maupun terbuka. Induk yang
digunakan sebaiknya berukuran minimal 300g(induk jantan dan betina).
PEMATANGAN INDUK
Pematangan induk dilakukan di bak terkontrol dengan kepadatan 30 ekor
/ 2,5 tondengan rasio betina dan jantan adalah 2:1. Rasio ini harus di perhatikan untuk hasil pembenihan ikan baronang yang maksimal.
Bak induk dilengkapi aerasi dengan pergantian air sekitar 150-200% perhari Pakan induk adalah pellet dengan kadar protein 46% sebanyak 3-5%/hari dari bobot tubuh,diberikan 3 kali sehari. Pakan tambahan berupa rumput laut segar diberikan 3 kali seminggu sebanyak 20-25%. Pemacuan kematangan gonad dapat dilakukan dengan implantasi pellet hormon LHRH-a sebanyak 10g/kg bobot ikan.
Penentuan tingkat kematangan gonad (TKG) dapat dilakukan dengan cara kanulasi. Induk beronang dapat menghasilkan telur sekitar 245.000-500.000 butir tergantung ukuran bobot tubuh ikan dengan diameter telur berkisar 546-550 µm dantingkat penetasan sekitar 80-95%.
Bak induk dilengkapi aerasi dengan pergantian air sekitar 150-200% perhari Pakan induk adalah pellet dengan kadar protein 46% sebanyak 3-5%/hari dari bobot tubuh,diberikan 3 kali sehari. Pakan tambahan berupa rumput laut segar diberikan 3 kali seminggu sebanyak 20-25%. Pemacuan kematangan gonad dapat dilakukan dengan implantasi pellet hormon LHRH-a sebanyak 10g/kg bobot ikan.
Penentuan tingkat kematangan gonad (TKG) dapat dilakukan dengan cara kanulasi. Induk beronang dapat menghasilkan telur sekitar 245.000-500.000 butir tergantung ukuran bobot tubuh ikan dengan diameter telur berkisar 546-550 µm dantingkat penetasan sekitar 80-95%.
PENYEDIAAN PAKAN ALAM
Pakan alami chlorella (Nannochloropsis occulata) dikultur dalam bak
untuk kebutuhan pakan rotifera (Brachionus plicatilis), dan juga sebagai
green-water dalam pemeliharaan larva beronang. Rotifer yang dikultur dalam
bak selanjutnya dijadikan sebagai pakan larva beronang.
Rotifer terdiri dari 3 ukuranyaitu tipe super small, small dan large. selain rotifera, juga diperlukan trochopor tiram sebagai pakan tambahan awal larva.
untuk meningkatkan sintasan larva dari faseendogeneous ke fase exogeneous feeding. Larva (D1-6) belum mampu mengkonsumsirotifera tipe S (140-200m), sebab ukuran bukaan mulut larva adalah 125 m. Setelah benih berumur D-25 digunakan pakan alami berupa naupli artemia.
Rotifer terdiri dari 3 ukuranyaitu tipe super small, small dan large. selain rotifera, juga diperlukan trochopor tiram sebagai pakan tambahan awal larva.
untuk meningkatkan sintasan larva dari faseendogeneous ke fase exogeneous feeding. Larva (D1-6) belum mampu mengkonsumsirotifera tipe S (140-200m), sebab ukuran bukaan mulut larva adalah 125 m. Setelah benih berumur D-25 digunakan pakan alami berupa naupli artemia.
PEMELIHARAAN LARVA
Pemeliharaan larvadapat dilakukan pada bakterkontrol volume 500 L,
dengan kepadatan 10-20 ekor/L. Pemberian pakan pada larva dilakukan seperti
tabel berikut:
Jenis pakan
|
Umur larva
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
15
|
20
|
25
|
30
|
40
|
|
Nannochloropsis
|
|||||||||||||||
Trochopor
|
|||||||||||||||
Rotifer
|
|||||||||||||||
Naupli artemia
|
|||||||||||||||
Pakan buatan
|
|||||||||||||||
Pergantian air (%)
|
10-15
|
15-20
|
20-30
|
30-40
|
Kepadatan rotifer dipertahankan sekitar 20sel/mL,sedangkan naupli
artemia 2-3 ind/ekor larva. Juvenil hasil perbenihansetelah berumur 115 hari memiliki
bobot sekitar 50g dan panjang total 12 cm
Demikian pembahasan tentang pembenihan ikan baronang..
Silahkan share apabila bermanfaat
Silahkan share apabila bermanfaat
0 Response to "Pembenihan ikan Baronang (Siganus guttanus)"
Post a Comment