ALAT TANGKAP PURSE SEINE
Wednesday, June 6, 2018
Add Comment
ALAT TANGKAP PURSE SEINE
Di Jepang purse seine dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.
5. Bahan dan Spesifikasinya
TALI TEMALI
PELAMPUNG
Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.
PEMBERAT
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.
CINCIN
Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
B. Hasil Tangkapan
C. Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
D. Alat Bantu Penangkapan
Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.
Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim).
Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-pelampungnya.
b) Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya.
Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung.
Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup.
Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal.
F. Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan
2. Adanya gelombang
3. Sinar Bulan
4. Musim
5. Ikan dan Binatang Buas
Untuk purse seine
yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak terlalu panjang
tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu
menyebar.
jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal
Demikian Postingan Ini Sebagai bahan Referensi , Kunjungi Juga Blog Perikanan dan Kelautan
I.Definisi purseseine
Purse Seine atau juga sering disebut “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya.
Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.
Purse seine |
Purse Seine atau juga sering disebut “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya.
Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu
gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan,
dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong.
Dengan kata lain dengan
memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan
akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding
penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan.
Di Jepang purse seine dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- One Boat Horse Sardine Purse Seine
- Two Boat Sardine Purse Seine
- One Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
- Two Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
- One Boat Skipjack and Tuna Purse Seine
- Two Boat skipjack and Tuna Purse Seine
Dari keenam macam
purse seine di atas no (2), (3), (5) merupakan purse seine yang banyak
digunakan.
Dalam paper ini akan dibahas purse seine dengan menggunakan 1 kapal.
II. Sejarah Purse Seine
Purse seine,
pertama kali diperkenalkan di pantai uatara Jawa oleh BPPL (LPPL) pada tahun
1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha perikanan di Batang (Bpk. Djajuri)
dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973 / 1974) dan
berkembang pesat sampai sekarang.
Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang menggunakan purse seine.
Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang menggunakan purse seine.
Namun akhirnya
dapat diterima juga. Purse seine ini memang potensial dan produktivitas hasil
tangkapannya tinggi.
Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan perahu / kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya.
III. Prospektif Purse Seine
Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan perahu / kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya.
III. Prospektif Purse Seine
Pentingnya pukat
cincin dalam rangka usaha penangkapan sudah tidak perlu diragukan untuk pukat
cincin besar daerah penangkapannya sudah menjangkau tempat-tempat yang jauh
yang kadang melakukan penangkapan mulai laut Jawa sampai selat Malaka.
dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diperlukan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi penangkapannya biasanya menggunakan “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan lain-lain).
dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diperlukan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi penangkapannya biasanya menggunakan “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan lain-lain).
Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.
1. Karakteristik
Kapal Perikanan |
Dengan
menggunakan one boat sistem cara operasi menjadi lebih mudah. Pada operasi
malam hari lebih mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada one
boat sistem.
Dengan one boat sistem memungkinkan pemakaian kapal lebih besar, dengan demikian area operasi menjadi lebih luas dan HP akan lebih besar, yang menyebabkan kecepatan melingkari gerombolan ikan juga akan lebih besar.
Oleh sebab itu dapat dikatakan tipe one boat akan lebih ekonomis dan efisien jika kapal mekaniser, karena dengan menggunakan sistem mekaniser pekerjaan menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dll pekerjaan di dek menjadi lebih mudah.
Dengan one boat sistem memungkinkan pemakaian kapal lebih besar, dengan demikian area operasi menjadi lebih luas dan HP akan lebih besar, yang menyebabkan kecepatan melingkari gerombolan ikan juga akan lebih besar.
Oleh sebab itu dapat dikatakan tipe one boat akan lebih ekonomis dan efisien jika kapal mekaniser, karena dengan menggunakan sistem mekaniser pekerjaan menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dll pekerjaan di dek menjadi lebih mudah.
5. Bahan dan Spesifikasinya
Bagian jaring
Nama bagian
jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan
“jampang”. Namun yang jelas ia terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. jaring utama,
bahan nilon 210 D/9 #1”
2. jaring sayap, bahan
dari nilon 210 D/6 #1”
3. jaring
kantong, #3/4”
srampatan
(selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk
memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring.
Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12,#1”).
Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12,#1”).
Sebanyak 20,25
dan 20 mata.
TALI TEMALI
1. tali
pelampung.
Bahan PE Ø 10mm,
panjang 420m.
2. tali ris atas.
Bahan PE Ø 6mm
dan 8mm, panjang 420m.
3. tali ris
bawah.
Bahan PE Ø 6mm
dan 8mm, panjang 450m.
4. tali pemberat.
Bahan PE Ø 10mm,
panjang 450m.
5. tali kolor
bahan.
Bahan kuralon Ø
26mm, panjang 500m.
6. tali slambar
bahan PE Ø 27mm,
panjang bagian kanan 38m dan kiri 15m
PELAMPUNG
Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.
PEMBERAT
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.
CINCIN
Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
B. Hasil Tangkapan
Hasil Tangkapan Purse seine |
Ikan yang menjadi
tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic
Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal
(gerombolan),
berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin.
Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dll.
berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin.
Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dll.
C. Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
1) A spring layer
of water temperature adalah areal permukaan dari laut
2) Jumlah ikan
berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air
3) Kondisi laut
bagus
Purse seine
banyak digunakan di pantai utara Jawa / Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai
Selatan (Cilacap, Prigi, dll).
D. Alat Bantu Penangkapan
I.Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine.
Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine.
Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Ikan-ikan itu
tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu dipermasalahkan sebab adalah
sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua organisme hidup termasuk ikan yang
media hidupnya itu air terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya (phototaxis
positif) dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya
dan berkumpul disekitarnya.
II. Rumpon
II. Rumpon
Rumpon merupakan
suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu
tempat ditengah laut.
Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers / anchor).
Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers / anchor).
Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.
Dalam praktek
penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur sedemikian rupa setelah
purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon
secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak
(skoci, jukung, canoes)
Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim).
Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-pelampungnya.
Cara lain yang
ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan
cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi
daun nyiur ke atas permukaan air.
Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.
Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon.
Menjelang akhir penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring.
Cara yang hampir serupa juga dapat dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan di dekat rumpon di halau engan menggunakan galah dari satu sisi perahu.
E. Teknik Penangkapan (Sitting dan Moulting)
Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.
Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon.
Menjelang akhir penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring.
Cara yang hampir serupa juga dapat dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan di dekat rumpon di halau engan menggunakan galah dari satu sisi perahu.
E. Teknik Penangkapan (Sitting dan Moulting)
Houling Purse seine |
Pada umumnya
jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang
menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
a) Pertama-tama
haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu.
Ini dapat
dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna
permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air,
ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya.
ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya.
Hal-hal tersebut
diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari
setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk
naik ke permukaan laut.
Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
b) Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya.
Biasanya dengan
fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan
densitasnya.
Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya.
Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya.
Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
c) Setelah
fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming
speed, density ;
hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang.
Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya.
Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam.
hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang.
Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya.
Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam.
Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung.
Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup.
Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal.
Sedang dengan
menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan
dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat
tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri.
Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok / disedot ke atas kapal.
Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok / disedot ke atas kapal.
F. Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air
penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika
kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di
dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap)
oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi
efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.
2. Adanya gelombang
Angin dan arus
angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi kedudukan lampu.
Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula
lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya
menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light).
Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikanmaupun biota lainnya menjadi lebih besar karena ketakutan.
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.
Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikanmaupun biota lainnya menjadi lebih besar karena ketakutan.
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.
3. Sinar Bulan
Pada waktu
purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan menggunakan lampu (ligth
fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu
diperlukan keadaan gelap agar cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.
4. Musim
Untuk daerah
tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif untuk penangkapan yang
menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus
kuat.
Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
5. Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua
ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu, namun umumnya lebih didominasi
oleh ikan-ikan kecil.
Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut.
Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut.
Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Purse seine |
jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal
pada waktu
melingkari gerombolan ikan Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan
dapat segera terkepung.
8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus
ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke bawah.
Demikian Postingan Ini Sebagai bahan Referensi , Kunjungi Juga Blog Perikanan dan Kelautan
ALAT TANGKAP PURSE SEINE
0 Response to "ALAT TANGKAP PURSE SEINE "
Post a Comment