Budidaya Ikan Nila Merah Di Keramba Jaring Apung Laut
Saturday, March 6, 2021
Add Comment
BUDI DAYA IKAN NILA MERAH DI KERAMBA JARING APUNG LAUT - Ikan nila merah mampu hidup pada perairan tawar,payau dan laut. selama ini
produksi ikan nila merah sebagian besar masih diproduksi dari hasil budidaya
air tawar.
Karena mampu beradaptasi pada kondisi perairan dengan rentang salinitas yang lebar maka ikan nila merah berpotensi untuk dibudidayakan di laut dengan sistem KJA.
Penyuluh perikanan |
Karena mampu beradaptasi pada kondisi perairan dengan rentang salinitas yang lebar maka ikan nila merah berpotensi untuk dibudidayakan di laut dengan sistem KJA.
Baca Juga;
Ikan nila merah mempunyai
keunggulan antara lain:
(1) ikan nila merah respons terhadap pakan buatan
(2) pertumbuhan cepat
(3) dapat hidup dalam kondisi kepadatan tinggi
(4) nilai perbandingan antara konsumsi pakan dan daging yang dihasilkan
lebih rendah
(5) tahan terhadap penyakit dan lingkungan perairan yang tidak memadai
(6) rasanya enak dan banyak digemari masyarakat.
BUDI DAYA IKAN NILA MERAH DI KERAMBA JARING APUNG LAUT
PERSYARATAN LOKASI
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi budi daya Ikan Nila diantaranyafisika, kimia dan biologi perairan. Ketersediaan bahan untuk rakit dan keramba, kemudahan mendapatkan benih dan pakan,
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi budi daya Ikan Nila diantaranyafisika, kimia dan biologi perairan. Ketersediaan bahan untuk rakit dan keramba, kemudahan mendapatkan benih dan pakan,
daya serap pasar serta keamanan juga mesti diprhatikan. Teluk yang terlindung dari ombak dan badai memiliki pola penggantian massa air yang lancar dan bebas pencemaran baik dari limbah industri maupun limbah rumah tangga.
Beberapa kriteria peubah lingkungan untuk budidaya ikan nila merah dalam
KJA yaitu salinitas 0-33 ppt, (asal perubahan salinitas harian tidak lebih
10ppt) temperatur 25-32°c, pH 6,5-8,5, oksigen terlarut 4-8 ppm, kecepatan arus
10-20 cm/dt, tinggi gelombang <1m kecerahan="">3m, dan kedalaman air 10-20
m. 1m>
DISAIN DAN KONSTRUKSI WADAH
1.Rakit Sebagai tempat keramba
Pembuatan Rakit bisa dari bahan dibuat dari kayu, pipa besi anti karat atau bambu.
Pembuatan Rakit bisa dari bahan dibuat dari kayu, pipa besi anti karat atau bambu.
2.Pelampung
-Berupa drum plastik volume 200 liter.
-Satu unit KJA berukuran 5x5 m memerlukan 8-9
pelampung.
3.Pengikat
- Pengikat rakit bambu8 sebaiknya digunakan kawat yang berdiameter 4-5 mm.
- Rakit yang terbuat dari kayu atau pipa besi sebaiknya disambung dengan sistem baut.
- Untuk mengikat pelampung ke rakit, digunakan tali plastik yang berdiameter 5-6 mm.
4.Jangkar
Jangkar berfungsi untuk menjaga rakit tidak terbawa arus.
Jangkar berfungsi untuk menjaga rakit tidak terbawa arus.
5.Keramba
Keramba dibuat dari trawl yang bahannya dari polythene. ukuran mata jaring tergantung dari ukuran ikan yang akan di budidayaka.
Baca Juga ;
Keramba dibuat dari trawl yang bahannya dari polythene. ukuran mata jaring tergantung dari ukuran ikan yang akan di budidayaka.
Baca Juga ;
6.Pemberat
-Berfungsi sebagai penahan arus agar jaring tetap simetris.
-Pada setiap sudut harus diberi pemberat dari batu timah atau semen cor (2-5 kg).
PENGELOLAAN BUDI DAYA
1. Pengadaan dan Pengangkutan Benih
a) Pengadaan Benih-Benih nila merah didatangkan dari balai benih dengan
memesan benih nila merah yang unggul dengan ukuran yang seragam.
Apabila ingin melakukan budidaya secara monoseks dipesan benih yang berjenis kelamin jantan. Ikan nila merah jantan lebih cepat tumbuh dan mempunyai ukuran lebih besar dari betina dengan waktu pemeliharaan yang sama.
Apabila ingin melakukan budidaya secara monoseks dipesan benih yang berjenis kelamin jantan. Ikan nila merah jantan lebih cepat tumbuh dan mempunyai ukuran lebih besar dari betina dengan waktu pemeliharaan yang sama.
b) Pengangkutan Benih Apabila pengangkutan membutuhkan waktukurang dari 4
jam sebaiknya dilakukan dengan sistem terbuka. sedangkan apabila lebih dari 4
jam, pengangkutan dapat dilakukan dengan sistem tertutup menggunakan kantong
plastik yang ditambahkan oksigen.
2. Penebaran Benih
Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari. Sebelum penebaran harus
diperhatikan kondisi kualitas air. Bila kualitas air air pengangkutan beda
dengan kualitas air lokasi budidaya, maka perlu dilakukan adaptasi secara
perlahan-lahan terutama terhadap salinitas dan suhu.
padat tebar yang optimal untuk diaplikasikan adalah 500 ekor/m³ dengan berat awal benih 15-20 g/ekor dan waktu pemeliharaan 3 bulan untuk sistim budidaya tunggal kelamin (jantan saja).
padat tebar yang optimal untuk diaplikasikan adalah 500 ekor/m³ dengan berat awal benih 15-20 g/ekor dan waktu pemeliharaan 3 bulan untuk sistim budidaya tunggal kelamin (jantan saja).
3.Pemberian Pakan
Ikan nila merah disamping bersifat herbivora juga bersifat omnivora
sehingga dapat diberikan pakan buatan (pellet). pakan buatan yang diberikan
adalah pellet dengan kandungan protein 26-28 sebanyak 3% per berat badan
perhari dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan
malam.
4. Perawatan Wadah
1.Ganti keramba setiap bulan
2.Bersihkan keramba dengan menjemur terlebih dahulu untuk memudahkan
pelepasan fouling
3.Pembersihan dapat dilakukan dengan penyikatan atau penyemprotan dengan
pompa bertekanan tinggi
4.Polikultur dengan ikan beronang dapat mengendalikan lumut dan alga yg
menempel pada jaring
5.Pemberian beberapa ekor bintang laut dalam keramba dapat mengendalikan
perkembangan populasi kekerangan
PENYAKIT DAN PENCEGAHANNYA
Untuk mengetahui jenis penyakit dan cara pencegahannya diperlukan diagnosa
gejala penyakit. Gejala penyakit untuk ikan nila merah yang dibudidayakan dapat
diamati dengan tanda-tanda sebagai berikut:
a). Penyakit pada kulit dengan gejala pada bagian tertentu berwarna merah,
berubah warna dan tubuh berlendir.
Gejala penyakit ini dikendalikan dengan:
(1) merendam dalam larutan PK (Kalium Permanganat) selama 30-60 menit
dengan dosis 2 g/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian.
(2) Merendam dalam Negovon (Kalium Permanganat) selama 3 menit dengan dosis
2-3,5%.
b.) Penyakit pada insang dengan gejala tutup insang bengkak, lembar insang
pucat/keputihan, pengendalian sama dengan di atas.
c.) Penyakit pada organ dalam dengan gejala perut ikan bengkak, sisik
berdiri, ikan tidak gesit, pengendalian sama dengan di atas.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit
pada budidaya ikan nila merah di KJA adalah:
(1) hindari penebaran ikan secara berlebihan
melebihi kapasitas,
(2) pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun
kuantitasnya.
(3) hindari penggunaan pakan yang sudah
berjamur.
PANEN
ikan nila |
Pemanenan ikan Nila di KJA mudah dilakukan namun harus hati-hati untuk mencegah
terjadinya luka akibat gesekan atau tusukan sirip ikan lainnya, yaitu dengan
mengangkat dasar keramba perlahan-lahan. Salah satu sisi keramba harus tetap
berada dalam air untuk memungkinkan ikan berkumpul.
Baca Juga ;
Seleksi ukuran dapat dilakukan terhadap ikan nila yang sudah terkumpul di sisi
keramba dan ditangkap dengan menggunakan seser secara perlahan-lahan. Sistem
pemanenan dapat dilakukan secara total atau selektif tergantung dari krbutuhan.
Tabel 1. Analisis usaha produksi ikan nila merah dalam KJA/musim (2
musim/tahun)
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Harga Satuan (Rp)
|
Nilai(Rp)
|
Umur (Th)
|
Penyusutan/Tahun
|
|
1
|
Biaya
Investasi
- Rakit
(10x10 m)
- Rumah
jaga (6x6m)
- Perahu
katingting
- Jaring
keramba 6 m³
|
1
1
1
32
|
12.000.000
6.000.000
6.000.000
300.000
|
12.000.000
6.000.000
6.000.000
9.600.000
|
6
6
3
2
|
2.000.000
1.000.000
2.000.000
4.800.000
|
|
Total I
|
33.600.000
|
9.800.000
|
|||||
II
A
|
Biaya
operasional/th Biaya tetap
1.Biaya
perawatan5%
2.Penyusuta/tahun
3.Bunga modal
15%
|
0,05
1
0,15
|
33.600.000
9.800.000
33.600.000
|
1.680.000
9.800.000
5.040.000
|
-
-
-
|
-
-
-
|
|
Jumlah II
A
|
16.520.000
|
||||||
B
|
Biaya tidak
tetap
1.
Gelondonganikan nila (sintasan pengangkutan 90%, 16 unit x 500 ekor x 6 m³ x
2 mt
2. Pakan pellet
(kg)
96.000x0.8x035xRKP4)
3. Tenaga kerja
2 orang (OB)
4. Biaya
lain-lain 5%
|
99.000
107.520
24
0,05
|
500
2.000
4.500
98.360.000
|
49.500.000
215.040.000
10.800.000
4.918.000
|
-
-
-
-
|
-
-
-
-
|
|
Jumlah
II.B
|
270.538.000
|
||||||
Total
II.A + II.B
|
287.058.000
|
||||||
III
|
Penerimaan per
tahun
- Produksi ikan
nila (kg)
(SR 0,8x96.000
ekor x 400g)
|
30.720
|
15.000
|
307.200.000
|
-
|
-
|
|
Total III
|
307.200.000
|
||||||
IV
Analisis Biaya
Manfaat
- Penerimaan
kotor (III-II)
- Pajak 10%
dari penerimaan kotor
- Perputaran
uang sebelum dipotong pajak (IV+IIA2)
- Laba
operasional (III-II.B)
- Pendapatan
bersih (IV.3-IV.2)
- Jangka waktu
pengembalian (I: IV.5) x 12 bulan
- Imbangan
penerimaan biaya (R/C ratio) (III.II)
- Cash flow
(IV.5+IIA.2)
- Rentabilitas
ekonomi (IV.5/total I)x100%)
- BEP=jumlah
II.A: (1-jumlah II.B/ total III)
|
20.142.000
2.014.200
29.942.000
36.662.000
27.927.800
14,44
1,07
37.727.800
83,12
138.425.181
|
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
0 Response to "Budidaya Ikan Nila Merah Di Keramba Jaring Apung Laut"
Post a Comment